" Penerapan Pertanian Pekarangan Terpadu Berbasis Eco-lifestyle dan Eco-culture "
Pelaksanaan program dimulai dengan konsultasi kepada Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) mengenai rencana kerja, dilanjutkan dengan perancangan kegiatan bersama kelompok dan sosialisasi kepada masyarakat. Program ini mencakup pelatihan serta pendampingan teknik pertanian di wilayah Panggungharjo, pengintegrasian sistem pertanian dengan peternakan ayam serta budidaya ikan konsumsi di pekarangan warga, dan penerapan konsep eco-lifestyle serta eco-culture. Selain itu, dilakukan pelatihan jejaring pemasaran hasil pertanian, pendampingan budidaya ikan menggunakan kolam terpal atau ember, optimalisasi pakan serta manajemen budidaya, dan integrasi sistem budidaya ikan dengan pertanian serta peternakan ayam. Dalam pelaksanaan program, mahasiswa juga menyiapkan Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa irigasi tetes, komposter ember tumpuk, serta perlengkapan penunjang seperti laptop, LCD proyektor, speaker, dan smartphone.
Pelaksanaan program diawali dengan menghubungi pihak sekolah guna menjalin kerja sama dalam kegiatan sosialisasi menabung, yang kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi menabung secara menarik agar mudah dipahami dan diminati oleh siswa. Untuk mendukung kelancaran kegiatan, mahasiswa menyiapkan Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa media presentasi PowerPoint, perangkat LCD proyektor, serta smartphone sebagai alat bantu dokumentasi dan komunikasi.
Pelaksanaan program diawali dengan survei awal ke lokasi mitra untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan budidaya ternak, terutama dalam hal penyediaan pakan. Observasi dilakukan terhadap kondisi lingkungan serta pengumpulan informasi dari warga dan kelompok peternak mengenai sumber limbah organik, kebiasaan pengelolaan sampah, dan kebutuhan pakan ternak. Selanjutnya, dilakukan sosialisasi kepada warga mengenai pentingnya pengelolaan sampah organik melalui budidaya maggot sebagai solusi pakan ternak yang hemat biaya, ramah lingkungan, dan memiliki nilai ekonomi. Mahasiswa juga memberikan pelatihan budidaya maggot secara sederhana, mengadakan diskusi interaktif, serta mendorong warga untuk melakukan uji coba mandiri di rumah. Setelah kegiatan, dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap lokasi yang telah menerapkan budidaya maggot guna menilai efektivitas dan keberlanjutannya. Untuk mendukung kegiatan ini, mahasiswa menyiapkan Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa ember dan sampah organik sebagai media budidaya.
Pelaksanaan program dilakukan dengan memberikan pelatihan langsung kepada masyarakat mengenai cara pembuatan kompos serta pemanfaatan teknologi tepat guna yang dapat diterapkan secara praktis di lingkungan sekitar. Setelah pelatihan, mahasiswa juga membantu memonitor perkembangan dan kualitas kompos yang telah dibuat oleh masyarakat guna memastikan keberhasilan proses dan penerapan yang berkelanjutan. Untuk mendukung kegiatan ini, Teknologi Tepat Guna (TTG) yang disiapkan berupa komposter ember tumpuk sebagai media utama dalam proses pengomposan.
Pelaksanaan program dimulai dengan survei lokasi untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat terkait pestisida nabati serta memahami kondisi pertanian setempat. Setelah itu, warga dikumpulkan untuk mengikuti pelatihan, diawali dengan penyampaian materi mengenai konsep dan manfaat pestisida nabati. Mahasiswa menyiapkan seluruh alat dan bahan yang dibutuhkan, lalu melaksanakan pelatihan pembuatan pestisida nabati secara langsung. Kegiatan ini juga didokumentasikan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan arsip kegiatan. Setelah pelatihan, dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap lokasi-lokasi yang telah menerapkan penggunaan pestisida nabati guna menilai efektivitas dan keberlanjutannya. Untuk mendukung kegiatan, mahasiswa menyiapkan Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa buku panduan berisi langkah pembuatan, cara penggunaan, waktu penyemprotan, serta tanaman sasaran, ditambah peralatan dan bahan seperti botol bekas, pisau/blender/cutter, bawang putih, minyak tanah, dan deterjen.
Pelaksanaan program diawali dengan survei lokasi untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat terkait penggunaan media tanam yang tepat dan ramah lingkungan. Setelah itu, warga dikumpulkan untuk mengikuti pelatihan yang diawali dengan sosialisasi mengenai pentingnya media tanam berkelanjutan, dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan media tanam dan pelatihan perawatannya secara efektif dan hemat biaya. Kegiatan ini diakhiri dengan evaluasi serta dokumentasi guna menilai dampak dan keberlanjutan program. Untuk mendukung pelaksanaan, mahasiswa menyiapkan Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa tanah, pupuk kandang, arang sekam, dan polybag sebagai komponen utama dalam pembuatan media tanam.
Pelaksanaan program dilakukan dengan mengintegrasikan pemanfaatan media sosial dalam kegiatan pertanian pekarangan, di mana saat pembuatan pekarangan rumah juga disisipkan strategi promosi hasil pertanian melalui platform seperti Instagram, TikTok, dan fitur iklan digital untuk meningkatkan nilai jual. Mahasiswa memberikan tutorial lengkap kepada warga terkait pembuatan akun Instagram, penggunaan fitur insight, serta pengaturan akun bisnis. Selain itu, pelatihan mencakup pembuatan akun TikTok dan pemanfaatan fitur penjualan yang tersedia di platform tersebut. Peserta juga dibekali dengan teknik menaikkan jumlah pengikut dan jangkauan di Instagram, serta panduan pembuatan caption promosi yang menarik. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini, Teknologi Tepat Guna (TTG) yang disiapkan meliputi smartphone, akses internet, aplikasi desain grafis Canva, aplikasi pengeditan video CapCut, email, platform media sosial (Instagram dan TikTok), serta WhatsApp sebagai sarana integrasi kontak penjualan.
Pelaksanaan program dimulai dengan mengumpulkan pelaku UMKM sebagai peserta pelatihan, yang kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi dan pelatihan langsung kepada warga mengenai teknik dasar pengambilan foto produk. Mahasiswa memberikan tutorial seputar teknik fotografi produk yang menarik serta panduan pembuatan konten visual untuk diunggah ke media sosial guna meningkatkan daya tarik pemasaran digital. Untuk mendukung kelancaran kegiatan, Teknologi Tepat Guna (TTG) yang disiapkan meliputi kamera, smartphone, dan produk dari masing-masing UMKM sebagai objek pelatihan.
Pelaksanaan program diawali dengan survei lokasi untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat terkait penggunaan wall planter sebagai solusi penghijauan di lahan terbatas. Setelah itu, dilakukan sosialisasi dan pelatihan langsung kepada warga mengenai cara pembuatan dan pemasangan wall planter secara praktis dan ramah lingkungan. Program ditutup dengan evaluasi dan dokumentasi kegiatan untuk menilai dampak serta keberlanjutannya. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa menyiapkan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan perlengkapan berupa wall planter bag, media tanam, benih tanaman, paku atau tali untuk pemasangan, serta cetok sebagai alat bantu penanaman.
Pelaksanaan program dimulai dengan mengumpulkan informasi kegiatan KKN melalui observasi langsung dan wawancara dengan mitra untuk memperoleh data yang akurat dan mendalam. Informasi tersebut kemudian diolah menjadi artikel berita berbentuk feature atau reportase yang menggambarkan pelaksanaan kegiatan secara informatif dan menarik. Artikel yang telah ditulis selanjutnya melalui proses penyuntingan dan kurasi bersama tim dosen pembimbing lapangan (DPL) untuk memastikan kualitas dan kelayakan publikasi. Setelah disetujui, artikel dipublikasikan melalui media internal kampus, media lokal, maupun platform media sosial resmi KKN. Dokumentasi pendukung berupa foto kegiatan yang relevan turut disertakan untuk memperkuat isi artikel. Untuk mendukung proses ini, mahasiswa menyiapkan Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa laptop, kamera, koneksi internet, platform media sosial, serta perangkat lunak pengolah kata seperti Microsoft Word atau Google Docs.
Pelaksanaan program dimulai dengan survei lokasi untuk mengidentifikasi informasi yang akan dimuat dalam website, mencakup komoditas lokal, praktik pertanian berkelanjutan, kegiatan budaya, serta kebutuhan promosi kawasan pangan lestari. Proses ini dilanjutkan dengan wawancara bersama tokoh masyarakat, kelompok tani, dan perangkat desa guna memperoleh konten deskriptif serta dokumentasi visual yang autentik. Berdasarkan hasil tersebut, mahasiswa menyusun struktur halaman dan merancang antarmuka website yang mencerminkan karakter desa.
Bimbingan Belajar
Mengajar TPA
Olahraga Bersama Pemuda
Kerja Bakti
Lomba Kreasi Celengan
Posyandu
Jumantik
Bank Sampah
Senam